Saturday, June 18, 2011

Mengapa Menulis Artikel

Mengapa saya menulis?
Mengapa saya ngeblog?
Apa tujuannya?
Ketika pertama kali kenal dengan dunia tulis menulis, jujur saja karena tertarik dengan imbalan, utamanya uang. Jika Anda berlangganan sebuah koran atau majalah, suatu ketika pasti akan terbaca juga sebuah pesan kecil dari redaksi atau yang empunya media :"kami menerima tulisan, gambar, cerpen, puisi, etc...bagi tulisan yang dimuat akan diberikan imbalan yang layak". Demikian kira-kira, betapa menggoda dan memancing orang untuk mulai menulis. Apalagi? Ya jelas imbalan.

Semudah itukah? Jelas tidak. Tulisan yang dimaksud tentu saja mesti sesuai dengan visi dan misi masing-masing media. Tulisan mesti berkualitas, up to date, mengena di hati masyarakat banyak, dan mempunyai dampak positif kepada kehidupan masyarakat.

Lebih dari itu, menulis artikel di media merupakan salah satu upaya penyaluran kebutuhan akan komunikasi. Kita ini makhluk sosoial. Dengan menulis, kita membuka katup sosial, mengembangkan relasi sosial. Menurut Porter dan Samovar, pertama, tindakan komunikasinya harus dapat diobservasi oleh individu lainnya. Kedua, tindakan komunikasi itu harus mengandung makna.

Bagaimana menyampaikan komunikasi yang mengandung makna? Tentu saja disampaikan secara verbal melalui kata-kata yang diucapkan atau tertulis. Sedangkan non verbal terlihat dari prilaku saja. Sarana yang dipakai adalah bahasa, alat media untuk menyampaikan pikiran dan pendapat, sekaligus untuk menjalin hubungan sosial.

So, mengapa menulis artikel? Secara sederhana adalah untuk memenuhi kebutuhan, yakni kebutuhan berkomunikasi. Saya sendiri membutuhkannya untuk menyalurkan pendapat, berbagi pengetahuan dengan orang banyak. Secara khusus atau istimewa, terus menerus belajar hingga nanti tulisan saya diukur layak oleh redaksi suatu media atau penerbit hingga tulisan itu layak jual.

Saya mesti mengakui dengan jujur apa tujuan saya menulis, utamanya menulis artikel. Kalau tidak begitu, bagaimana menghasilkan sebuah artikel yang berkualitas jika tidak pernah menetapkan tujuan?

Bagaimana jika gagal? Tidak masalah, toh saya sudah menuliskannya dan kewajiban untuk belajar dari ayunan sampai liang lahat telah saya laksanakan.

Lalu, mengapa saya belajar di blog, mengapa tidak ditulis saja di buku tulis di rumah? Jelas jika ngeblog saya bisa membuka kembali catatan saya di mana saja yang saya mau ketika kebelet ingin membaca kembali apa yang saya pelajari. Soalnya daya ingat kita kan terbatas. Blog diperlukan untuk menyimpan catatan-catatan yang kapanpun dan di manapuna asal tersambung dengan internet.

Bagaimana dengan Anda?

No comments:

Post a Comment