Sunday, October 9, 2011

Lamunan Penulis Kreatif

Aku tak tahu lagi apa yang harus kutulis. Sudah habis kubaca beberapa buku baik itu teknik dan motivasi menulis, kumpulan kisah bijak hingga kumpulan cerpen Putu Wijaya, Hemingway, Mochtar Lubis, dan Makmur Hendrik. Kok saat ini malah kehabisan bahan ? Bukankah orang bilang jika lancar menulis mesti banyak membaca ? Heran. Lalu mengapa hingga tengah malam ini aku belum juga mendapatkan ide yang cemerlang ?

Jujur saja, keinginanku memburu hadiah Apple MacBook jauh lebih besar daripada kemampuanku untuk menulis dengan baik. Apalagi handphone usang yang kumiliki penampilannya sudah malu-maluin. Tapi semakin keinginan itu bergelora, semakin sulit bagiku untuk menemukan ide. Apalagi menciptakan ide. Bagaimana ini ?

Satu-satunya yang dapat kulakukan saat ini hanya melamun. Membayangkan bagaimana rasanya memenangkan salah satu karya agung dari Steve Jobs itu. Bagaimana jika namaku diumumkan sebagai pemenang ? Anak dan istriku akan menyambut dengan ceria. Pastinya teman-teman di kantor akan memandang dan menyapaku dengan senyum kekaguman. Atasanku minimal kirim sms ucapan selamat. Belum lagi saudara-saudaraku, mereka akan menelponku. Wah, gak kebayang deh. Rasa-rasanya ada yang sesuatu yang membayangi hadiah Apple MacBook itu! Ah, sebuah pengakuan. Pengakuan atas prestasi. Tapi, keinginan seperti ini lagi-lagi menjadi penghalang bagiku untuk mendapat ide. Hasrat yang menggebu itu kembali menghanyutkan pikiranku dalam lamunan.

Aku teringat dengan istri dan anakku yang tertidur lelap. Tadi sore istriku sempat bertanya kapan mau ganti laptop yang lamban ini, sambil memperlihatkan undangan dari Pak Lurah yang akan mengadakan hajatan putrinya hari Minggu depan. Bagiku ini sebuah peringatan. Kalau tidak boleh disebut sebagai tekanan. Ya, secara tak langsung istriku menuntutku menjaga performaku sebagai orang kantoran. Betul juga dia. Tapi hal ini malah membuat pikiranku kacau.

Belum lagi jika kuingat beberapa tulisan blogger Vivanews lain yang ikut lomba. Bukan main. Kapan aku bisa seperti mereka ? Membuat tulisan semudah menarik nafas. Sanggupkah tulisanku bersaing dengan karya mereka-mereka yang sudah malang melintang di dunia tulis menulis ? Sanggupkan aku memenangkan persaingan yang keras ini ? Mengapa aku harus memaksakan diri ?

Menyusul buyarnya lamunanku, aku pun menyerah. Sudahlah. Tak ada yang bisa kutulis, selain lamunanku tadi. Aku mesti berdamai dengan diri sendiri. Untuk membujuk diriku sekaligus memulihkan rasa percaya diri, kuberi judul tulisan ini sedikit keren : Lamunan Penulis Kreatif.

1305565758397583365

tidak hanya buku sebagai inspirasi menulis

No comments:

Post a Comment